Mimpi apa ya semalem sampe ujug-ujug nulis lagi disini dengan topic yang berat begini.
Lah emang topiknya apa? Ya ini.. :D
Kalo bahasa gaulnya sekarang, mungkin saya lelah..
Hihihi.
Apa itu PMe-Syndrome?
Silahkan cari di google, pasti gak ketemu *dikeplak*
Hehehe.
PMa-Syndrome ini memang bahasa yang gw karang sendiri sih, kepanjangan dari Pre-Marriage
syndrome. Kalo menurut om google PMa-Syndrome itu sebuah keadaan dan tekanan psikologis yang dialami oleh pasangan yang akan memasuki gerbang pernikahan.
Cieee yang mau nikah hahaha. --"
Is something called "wedding" so complex and demanding?
then I answer "YEEESSSS!!!"
As
a bride-to-be, we may go over all the details over and over again, pore over
you wedding dress (lace, tulle, ruffle, applique etc.), favors and so forth.
From the planning fatigue, we may also turn irritable, because
there seems to be countless things out there. Due to the uncertainty of the future, or
simply put too much pressure on ourselves. We
just become too obsessive in presenting a perfect wedding, debating with BFFs
which wedding dress’s perfect, which makeup or what kind of foundation, with a
little bit more or a little bit less touch of shade etc. ever since we got
engaged. The list can go on and on.
Awalnya, gw sama sekali gak sadar apa yang gw alami dan rasakan ini adalah syndrome yang dirasakan oleh hampir semua calon pengantin di dunia. Jadi sering murung dan sensitive.
Sekilas masalahnya sepele, tapi gw rasa kalo dibiarin dan di dramatisir berlebihan dampaknya besar, misalnya tentang biaya-biaya, keputusan yang diambil, ekspektasi kepada pasangan setelah menikah, perubahan yang terjadi setelah menikah, tanggung jawab yang akan diemban.
Dan biasanya yang menjadi sumber stres menjelang hari H adalah perencanaan resepsi pernikahan yang ingin semuanya berjalan sempurna.
Katanya sih masalah-masalah kecil itu bisa sampai menggagalkan pernikahannya itu sendiri loh.
Astagfirullah, amit-amit *ketok-ketok meja*
Katanya sih masalah-masalah kecil itu bisa sampai menggagalkan pernikahannya itu sendiri loh.
Astagfirullah, amit-amit *ketok-ketok meja*
Before your glorious day, you may encounter something you’ve never dreamed of, which is call pre-marriage syndrome. There’s nothing to blame about or to be ashamed of, we’re all emotional ordinary people.
Nah, yang terjadi sama gw belakangan ini adalah kadar sensitive dalam diri gw naik 1000%. Masalah yang gak pernah gw permasalahin jadi masalah (Nah loh!).
Cemburuan gak jelas, gak percayaan, dan masalah-masalah ego yang memang sebelumnya gak pernah gw eksploitasi (halah).
Kadang
kesentil dikit, emosinya langsung naik. Belum lagi kalo udah cape kerja, suntuk ngurusih printilan yang gak abis-abis, kurang inilah, kurang itulah.
Kadang bikin mual sampe mau muntah, kepala kunang-kunang, dengkul lemes dan jantung berdebar-debar kencang.
Oke maaf gw mulai lebaii, hihi.
Kadang bikin mual sampe mau muntah, kepala kunang-kunang, dengkul lemes dan jantung berdebar-debar kencang.
Oke maaf gw mulai lebaii, hihi.
Saking "keganggunya" gw sama syndrome ini, gw sampai cari tau apa yang mesti gw lakukan untuk menghilangkan atau paling enggak mengurangi, karna seriusan bikin mood gw gak stabil.
Udah mah gw orangnya moody, ditambah kena syndrome beginian, tambah-tambah aja senggol bacok-nya. Heeuuuu.
Debat-debat kecil sama si calon suami yang berujung saling diem dan gregetan sendiri. Biasanya kita berdua bisa dengan mudahnya kendalikan emosi, tapi ya lagi-lagi karna si PMa-Syndrome ini (mungkin) kita bisa diem-dieman lebih lama dari biasanya, gak bisa sesabar biasanya.
Ya Tuhaaaannn.. T.T
Dari tanya-tanya sama temen yang baru nikah, sampai googling.
Rata-rata sih disuruh relax dan positive thinking. Atau mungkin gw butuh refreshing dan traveling.
(brb beli tiket Jakarta-Dublin-Jakarta) *digetokmamas* :D
Oya, ada satu hal yang mesti dihindari dari sekian banyaknya solusi soal PMa-Syndrome ini (dan semoga gak kejadian sama gw) yang gw temuin di google.
"Jalan-jalan lagi sama mantan, orang-orang masa lalu kita bisa mengobati rasa itu, membandel dikit laah, wah, nggak tahu juga deh tuh..tapi bolee dicoba"
Jangan deh jangaaann.. duuhh....
Yang lalu biarlah berlalu, walaupun menurut gw ingetan soal ex pasti mampir sepersekiandetik di pikiran. Tapi yaudahlah.
Yaudah ah jangan bahas-bahas ex (Lah yang bahas kan gw yak? hihi)
Lebih baik cari escape yang aman lah ya daripada kenapa-kenapa. Sah-sah aja ko' kasih jeda waktu untuk kita "istirahat" dari printilan pernikahan.
Ngumpul sama temen-temen misalnya. Cari "me time" yang bikin kita relax dan "lupa" sejenak sama "beban"nya.
Kaya misalnya gw iya-in si calon suami yang main counter strike dikantor atau nongkrong bareng temen-temennya after office. Yaaa kegiatan-kegiatan seperti itu kali yaa.
Tinggal gw aja nih yang masih nyari escape aman. Hihihi.
Buat gw sih di perhatiin dan dingertin aja udah bikin tenang ko' *tsaah* *preett* hahaha
Lebih baik cari escape yang aman lah ya daripada kenapa-kenapa. Sah-sah aja ko' kasih jeda waktu untuk kita "istirahat" dari printilan pernikahan.
Ngumpul sama temen-temen misalnya. Cari "me time" yang bikin kita relax dan "lupa" sejenak sama "beban"nya.
Kaya misalnya gw iya-in si calon suami yang main counter strike dikantor atau nongkrong bareng temen-temennya after office. Yaaa kegiatan-kegiatan seperti itu kali yaa.
Tinggal gw aja nih yang masih nyari escape aman. Hihihi.
Buat gw sih di perhatiin dan dingertin aja udah bikin tenang ko' *tsaah* *preett* hahaha
Baydewey, solusi yang manjur buat gw saat ini adalah, positive thinking, mikir bahwa acara pada hari H akan berjalan dengan lancar karna udah ditangani oleh pihak-pihak yang kopenten dibidangnya. Pikirin hal-hal bahagia setelah menikah, to
do list rumah tangga yang pastinya menyenangkan dilakukan bersama-sama.
*SemangatinDiriSendiri*
Yang pasti sih, mesti saling ngertiin. Yang satu lagi panas, yang satunya mesti dingin, gitu juga sebaliknya. Kalo dua-duanya panas ya udah deh, wasalam.
Yang pasti sih, mesti saling ngertiin. Yang satu lagi panas, yang satunya mesti dingin, gitu juga sebaliknya. Kalo dua-duanya panas ya udah deh, wasalam.
It’s common to have sort of pre-marriage syndrome in one way
or another, after all, it’s a once-in-your-life event. Just remember whether
it’s the planning of your upcoming wedding or the wedding ceremony itself,
everything’s for you to enjoy, it’s not burden. So please enjoy everything and
be a pretty and happy bride!
Thank you for reading
MeghaFilan